Selasa, 28 Oktober 2014

Cerpen: Bagian Hidup

BAGIAN HIDUP
Karya: Erianisa

Selama ini, mungkin ia tak pernah mengira bahwa hal ini akan terjadi kepada dirinya. Selama ini, ia hanya memperhatikan yg terjadi pada orang lain saja. Nathan, ya nama lelaki itu Nathan. Dia didiagnosa terkena kanker otak stadium awal. Awalnya dia menutupi semua rasa sakitnya dari semua teman temannya, termasuk Anggi dulu notabene nya masih kekasih Nathan. Namun sekarang tidak lagi. Hingga pada suatu saat, Anggi mengetahui semuanya dari Ibunda Nathan sendiri.

"Diagnosa dokter bilang, ia terkena kanker otak stadium awal nggi." Ucap ibunda Nathan dengan mata yg berkaca kaca.

"Lalu apa Nathan tahu soal penyakitnya?" Jawab Anggi dengan sebuah pertanyaan.

"Dia sudah tahu tentang penyakitnya, beberapa hari yang lalu."

Anggi terdiam sejenak, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Nathan memutuskan hubungannya bersama Anggi, kini gadis itu mengerti. Mungkin Nathan mengambil keputusan itu karena penyakit yg ia miliki.

"Nathan, kemari nak." Perkataan Ibunda Nathan menyadarkan Anggi dari lamunannya.

Anggi mendongakan wajahnya, melihat wajah seorang mantan kekasihnya itu. Namun, bukannya menghampiri Ibundanya bersama Anggi, Nathan melengos pergi ke kamar nya.

"Nathan." Gumam Anggi.

"Maafkan anak tante ya Anggi."

"Ga apa apa kok tan, Anggi ngerti kenaoa Nathan kayak gitu." Balas Anggi sembari menyeka air matanya sendiri. "Hm kalau begitu Anggi permisi dulu ya tan. Anggi mau pulang, masih ada yang harus di kerjain dirumah." Lanjutnya.

"Loh kenapa buru buru sayang? Emang harus dikerjain sekarang juga? Sekarang kamu sibuk ya."

"Bukannya ga mau lama kama disini tante, tapi dulu Nathan pernah bilang kalo pekerjaan itu jangan di tunda tunnda. Lagi pula sekarang udah sore tante."

"Iya itu memang benar."

"Ya udah tante, Anggi permisi pulang dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati ya nak."

Kini Anggi mengerti semuanya, mengerti akan apa yang terjadi terhadapnya dan Nathan. Mengerti akan perubahan sikapa Nathan. Nathan kini menghindar darinya, dan Anggi mengeri jika Nathan tidak mau membuatnya khawatir. Maka dari itu Nathan melakukan semua ini. Sesekali Nathan menghubungi Anggi. Dan itu membuat Anggi merasa begitu rindu akan sosok Nathan, lelaki berkaca mata berkulit putih serta berambut ikal dengan kecerdasannya itu, Anggi begitu merindukan lelaki itu.

Mungkin posisi Nathan sebagai kekasih Anggi sudah terganti oleh sosok lelaki lain, namun tetap saja, semua orang berbeda dan takkan ada yang sama dan betul betuk sama. Anggi begitu meribdukan Nathan. Ia berpikir bahwa penyakit tidak akan menjadi penghalan kasih sayang dan cinta yang tulus, asalkan orang yang menjalankannya pun ikhlas dan tulus. Seperti tangkai yang memiliki duri, meski dia memiliki duri takkan pernah merasa sakit karena duri itu masuh bagian dari tangkai itu sendiri. Begitu pula anggi takkan pernah merasa terbebani karena penyakit Nathan, karena bagi Anggi, Nathan adalah salah satu bagian dari hidupnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar